Kamis, 21 November 2013

Makalah Sosiologi Hukum

     DASAR PROSES SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL ANTARA PEDAGANG KAKI LIMA                  DENGAN KONSUMEN DAN PELANGGAN TETAP SERTA DIFERENSIASINYA 


  
                                                                      Oleh :
                                                    MUHAMMAD NURIANTO
                                                            ( 0701512033 )
                             FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS AL AZHAR INDONESIA
                                            Kompleks Masjid Agung Al azhar
                        Jln. Sisingamangaraja, Kebayoran Baru Jakarta Selatan 11120
                                                                 
2013


KATA PENGANTAR

            Puji syukur kehadirat ALLAH SWT, yang telah senantiasa melimpahkan Rahmat dan Hidayah- NYA sehingga kita semua dalam keadaan sehat walafiat dalam menjalankan aktifitas sehari-hari. Penyusun juga panjatkan kehadiran ALLAH SWT, karena hanya dengan ridho-Nya Makalah dengan judul “ DASAR PROSES SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL ANTARA PEDAGANG KAKI LIMA DENGAN KONSUMEN DAN PELANGGAN TETAP SERTA DIFERENSIASINYAini dapat terselesaikan.
            Penulis menyadari betul sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, makalah ini tidak akan terwujud dan masih jauh dari sempurna, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis berharap saran dan kritik demi perbaikan-perbaikan lebih lanjut.

Akhirnya penulis berharap, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi yang membutuhkan.

Jakarta, 02 Juli 2013

Muhammad Nurianto



DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR..................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah........................................................................................ 2
C. Tujuan Penulisan Makalah........................................................................... 3
D. Sistematika Penulisan.................................................................................. 3
BAB II PEMBAHASAN
DASAR PROSES SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL ANTARA PEDAGANG KAKI LIMA DENGAN KONSUMEN DAN PELANGGAN TETAP SERTA DIFERENSIASINYA        4
A. Pengertian Proses Sosial dan Interaksi Sosaila............................................ 4
1. Proses Sosial................................................................................................. 4
2. Interaksi Sosial............................................................................................. 5
B. Dasar Proses Sosial dan Interaksi Sosial Pedagang Kaki Lima................... 6
C. Diferensiasi antara Konsumen Biasa dengan Pelanggan Tetap................... 8
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................................. 10



BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
            Dalam kehidupan sosial kita sehari-hari tentu kita tidak akan pernah lepas dari apa yang dinamakan proses sosial dan interaksi sosial karena itu semua merukan suatu tatanan yang sudah mutlak adanya. proses sosial itu sendiri merupakan cara-cara berhubungan antara orang-perorangan maupun antar kelompok yang saling bertemu dan menentukan bentuk hubungan dalam kehidupan sosial masyarakat. Adpun interaksi sosial adalah suatu landasan atau pedoman dalam kehidupan sosial yang merupakan proses timbal balik antar dua orang atau lebih yang saling mempengaruhi dan menghasilakan suatu tatanan sosial dalam masyarakat tersebut. Proses sosial dan interaksi sosial merupakan dua aspek yang sulit untuk dipisahkan karena proses sosial merupakan gambaran umum dari interaksi sosial serta adanya hubungal imbal balik karena bermula dari adanya cara berhubungan tersebut. Jadi adanya interaksi sosial karena adanya proses sosial.
            Kita sebagai makhluk sosila sudah pasti kita membutuhkan proses sosial yang mana kita dapat mengetahui bagaimana cara berhubungan dengan ornag yang satu atau dengan masyarakat dan juga interaksi sosial yang akan menuntun kita untuk berhubungan scara dinamis baik dengan individu maupun kelompok. Begitu pula halnya para pedagang kaki lima dalam melakukan aktifitas perdagangannya sehari-hari tentu tidak akan luput dari proses-proses dan interaksi sosial tersebut, karena hal itu sudah menjadi suatu keharusan dan wajib ada untuk bagaimana nantinya kegiatan perdagangan menjadi lebih mudah dan lancar. Karena dalam hal tersebut ada komponen penting dalam proses sosial dan interaksi sosial yaitu pertama,  kontak sosial yang mana kontak sosial merupakan


 hubunga dinamis yang perlu dilaukan oleh masyarakat sosial dan juga pedagang dalam menjalankan perdagangannya. Kedua, komunikasi yang mana juga merupakan unsur penting dalam menjalankan interaksi dalam bermasyarakat. Tentu akan menjadi sulit ketika pedagang kaki lima tidak mapu melakukan kotak sosial dan juga berkomunikasi dengan para konsumen serta pelanggan.
Dalam hal ini perlunya pengkajian tentang dasar proses sosial serta interaksi sosial dari pedagang kaki lima tersebut karena akan tampak berbeda ketika pedagang ini memberikan pelayanan terhadap konsumen biasa dengan konsumen yang telah menjadi pelanggan tetap. Mungkin hal yang sedemikian rupa itu sudah menjadi rahasia umum bahwa differensiasi antar konsumen biasa dengan pelanggan tetap itu memang nyata dan jelas-jelas terjadi dan ada dalam kehidupan sosial masyarakat.
Denagan demikian pengkajian terhadap dasar proses dan interaksi sosial bagi para pedagang kaki lima dan juga halnya differensiasi terhadap pembeli atau konsumen biasa dengan konsumen yang telah menjadi pelanggan tetap dirasa perlu yang nantinya bisa menjadi bahan pembelajaran dan literature serta agar dapat lebih dipahami secara mendalam lagi bagaimana sendi-sendi kehidupan dunia perdagangan, cara berhubungan dan hubungan sosial yang dinamis bagi para pedagang kaki lima yang aman kita ketahui  jumlahnya tidak sedikit.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud Proses Sosial dan Interaksi Sosial ?
2. Bagaimana dasar proses sosial dan interaksi sosial pedagang kaki lima dengan konsumen-konsumenya ?
3. Seperti apakah Diferensiasi atau perbedaan dari konsumen biasa dan konsumen yang telah menjadi pelanggan tetap ?


C. Tujuan Penulisan Makalah
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Proses Sosial dan Interaksi Sosial.
2. Agar dapat memahami apa dan bagaimana dasar proses soisal dan interaksi sosial pedagang kaki lima dengan konsumen-konsumennya.
3. Untuk mengetahui seperti apa diferensiasi atau perbedaan antara konsumen biasa dan konsumen yang telah menjadi pelanggan tetap.

D. Sistematika Penulisan
BAB I             : Pendahuluan, Latar Belakang, Rumusan Maslah, Tujuan Penulisan                           Makalah, Sistematika Penulisan.

BAB II            : Pembahasan, Proses Sosial dan Interaksi Sosial, Dasar Proses dan                Interaksi Sosial Pedagang Kaki Lima, Diferensiasi Konsumen Biasa dan                    Pelanggan Tetap.

BAB III          : Penutup, Kesimpulan.



BAB II
DASAR PROSES SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL ANTARA PEDAGANG KAKI LIMA DENGAN KONSUMEN DAN PELANGGAN TETAP SERTA DIFERENSIASINYA

A. Pengertian Proses Sosial dan Interaksi Sosial
1.Proses Sosial
            Proses sosial adalah cara-cara berhubungan yang dilihat apabila orang perorangan dan kelompok-kelompok sosial saling bertemu dan menentukan system serta bentuk-bentuk hubungan tersebut atau apa yang akan terjadi apabila ada perubahan-perubahan yang menyebabkan goyahnya pola-pola kehidupan yang telah ada[1]. Jadi proses sosial merupakan cara-cara berhubungan antar individu atau kelompok dalam kehidupan sosial masyarakat yang mana nantinya akan menimbulkan perubahan-perubahan dalam sosial masyarakat.
            Adapun macam-macam proses sosial adalah sebagai berikut :
a. Proses sosial asosiatif
Secara garis besar proses asosiatif ini bisa dibagi menjadi empat antara lain, kejasama, akomodasi, asimilasi dan adaptasi
b. Proses sosial disosiatif
Proses disosiatif ini seperti halnya kerja sama yang bisa kita temukan diberbagai masyarakat yang mana prosesnya tergantung dari kebudayaan masyarakat tersebut yang diantaranya adalah kompetisi atau persaingan, kontoversi dan pertentangan.


 2. Interaksi Sosial
            Interaksi sosial merupakan bentuk khusus dari proses sosial karena interaksi sosial merupakan syarat terjadinya aktivitas-aktivitas sosial atau hubungan-hubungan antar masyarakat sosial yang nantinya dari interaksi tersebut adanya timbal balik yang melahirkan kerja sama dan lain sebagainya. Dengan demikian interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang perorangan, antara kelompok kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dengan kelompok manusia[2]. Syarat penting yang terdapat pada interaksi sosial adalah kontak sosial dan komunikasi.
            Ada beberapa factor yang mendorong keberlangsungan suatu proses interaksi antara lain :
a. Imitasi
Salah satu segi positifnya adalah bahwa imitasi dapat mendorong seseorang untuk mematuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang berlaku
b. Sugesti
Faktor sugesti berlangsung apabila seseorang memberi suatu pandangan atau suatu sikap yang berasal dari dirinya yang kemudian diterima oleh pihak lain.
c. Identifikasi
Identifikasi sebenarnya merupakan kecenderungan atau keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain. Identifikasi sifatnya lebih mendalam daripada imitasi, karena kepribadian seseorang dapat terbentuk atas dasar proses ini
d. Proses simpati
Sebenarnya merupakan suatu proses dimana seseorang merasa tertarik pada pihak lain. Di dalam proses ini perasaan memegang peranan yang sangat penting, walaupun dorongan utama pada simpati adalah keinginan untuk memahami pihak lain dan untuk bekerja sama dengannya.
            Adapun syarat-syarat terjadinya interaksi sosial adalah adanya kontak sosial yang dapat berlangsung dalam tiga bentuk. Yaitu antarindividu, antarindividu dengan kelompok, antarelompok. Selain itu, suatu kontak dapat pula bersifat langsung maupun tidak langsung. Adanya Komunikasi, yaitu seseorang memberi arti pada perilaku orang lain, perasaan-perassaan apa yang ingin disampaikan orang tersebut. Orang yang bersangkutan kemudian memberi reaksi terhadap perasaan yang ingin disampaikan oleh orang tersebut.

B. Dasar proses sosial dan interaksi sosial pedagang kaki lima
            Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya proses sosial merupakan cara-cara berhubungan antar orang perorangan maupun antar kelompok. Sedangkan interaksi sosial merupakan hubungan saling mempengaruhi antar individu yang satu dengan individu yang lain atau kelompok satu dengan kelompok yang lain yang terjadi secara dinamis. Sekarang yang menjadi pertanyaan bagaimanakah proses sosial dan interaksi yang terjadi pada pedagang kaki lima? Serta apa dasar hubungan-hubungan tersebut? Maka bisa kita ketahui bahwa ternyata proses sosial para pedagang kaki lima tidak jauh berbeda dengan proses sosial masyarakat lainnya, yang mana karena kebanyakan pedagang kaki lima latar belakangnya dari golongan bawah yang mana asas kekeluargaan lah yang sering diutamakan begitu juga hubungan antara pedagang yang satu dengan pedagan yang lainnya cukup berkesinambungan dan memiliki timbal balik yang cukup bagus, dengan mengutamakan asas kekeluargaan maka memunculkan proses sosial asosiatif yaitu adanya kerjasama antar pedagang tersebut. Contohnya dalam suatu lokasi yang mana disitu tempat para pedagang kaki lima terdpat pembagian, ketika pedagang yang satu menjula makanan dan yang dijual itupun hanya makanan saja karena penjual yang lainnya yang akan menjual minuman. Jadi saling ada hubungan antara penjual makanan dan penjual minuman, begitulah proses sosial yang terjadi antara penjual yang satu dengan penjual yang lainnya walaupun terkadang bisa berbeda cara-cara hubungan tersebut dari tempat yang satu dengan tempat lainnya semuanya tergantung kepada budaya masyarakat sosial tersebut.
           
            Dengan proses sosial yang lebih mengutamakan asas kekeluargaan, para pedagang kaki lima pun dapat berinteraksi dengan harmonis baik dengan sesama pedagang maupun dengan konsumen atau pembeli serta dengan demikian indeks angka terjadi konflik antar pedagang dalam suatu lokasi tersebut akan sangat minim karena asas kekeluargaan tersebut. Meskipun kadangkala konflik tetap terjadi tetapi karena sudah menjadi satu kesatuan ibarat sebuah keluarga maka dengan cepat masalah tersebut bisa teratasi dan terselesaikan. Begitulah proses sosial dan interaksi sosial para pedagang kaki lima baik secara individu maupun antar kelompok berjalan dengan harmonis dan dinamis yaitu sesuai dengan perubahan-perubahan yang ada dalam masyarakat sosial tersebut yang mana timbul adanya hubungan timbal balik yang saling menguntungkan antara satu sama lain.
            Begitu halnya proses sosial atau cara-cara pedagang ini berinteraksi dengan para konsumen atau pembeli, mungkin sudah menjadi perilaku umum ketika pedagang ingin dagangannya laris terjual maka mereka akan bersikap ramah tamah kepada para konsumen yang mana keramah tamahannya tersebut ada yang bersifat sementara dan ada pula yang bersifat tetap. Misalnya ketika melayani konsumen atau pembeli yang tidak neko-neko atau bisa dikatakan pembeli yang baik maka pedagang pun akan bersikap baik kepada para konsumen yang seperti itu akan tetapi ketika melayani konsumen yang mungkin agak sedikit tidak menyenangkan tingkah lakunya bagi para pedagang maka dia akan tetap ramah ketika konsumen ini masih berada di lokasi pedagang tersebut tapi terkadang setelah konsumen meninggalkan tempat ada sikap-sikap yang menunjukan ketidak enakan dari pedagang terhadap konsumen yang tingkahnya tidak menyenagkan tadi.
            Setelah kita ketahui proses-psroses sosial yang terjadi terhadap pedagang kaki lima dengan sesama pedagang itu sendiri ataupun pedagang dengan konsumen atau pembeli yang mana dengan dinamika-dinamika yang ada itu yang kemudian menimbulkan interaksi-interaksi antar kelompok pedagang dengan kelompok pedagang yang lain serta kelompok pedagang dengan perorangan yaitu konsumen. Telah dijelaskan sebelumnya bahwa interaksi sosial merupakan hubungan yang berlangsung secara dinamis yang artinya terus bergerak dan berkembang sesuai dengan keadaan yang ada dilapangan, maka setelah terjadi proses sosial atau cara-cara berhubungan antara orang dengan orang atau kelompok dengan kelompok proses selanjutnya adalah terjadinya hubungan timbal balik anatar orang dan kelompok tersebut. Disadari atau tidak ketika orang perorangan dan kelompok-kelompok pedagang ini telah bertemu dan menentukan system serta bentuk-bentuk hubungan yang mana menyebabkan terjadinya kegoyahan pola kehidupan yang telah ada maka para pedagang ini telah melakukan apa yang dinamanya proses sosial. Dan bentuk umum proses sosial adalah interaksi sosial, karena interaksi sosial merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial. Begitu juga faktor pendorong terjadinya interaksi sosial yang mana sebeumnya telah diambil gambaran umumnya.
            Jadi proses sosial yang terjadi antara pedagang yang satu dengan pedagang lainnya lebih mengedepankan nilai-nilai kekeluargaan dan kerjasama, yang mana antara pedagang yang satu dengan pedagang yang lain saling berinteraksi yang menimbulkan adanya timbal balik dari keduanya yang sama-sama menguntungkan pula bagi para pedagang tersebut.
C. Diferensiasi antara Konsumen Biasa dengan Pelanggan Tetap
            Berbicara mengenai dunia perdagangan atau pedagang kaki lima tentu tidak lepas dari para konsumen atau pembeli yang mana terbagi menjadi dua yaitu pembeli biasa dan juga pembeli tetap atau yang sering disebut dengan pelanggan. Notabene pembeli biasa merupakan pembeli yang hanya pada waktu tertentu saja sedangkan konsumen tetap atau pelanggan tetap merukan pembeli yang sering dan hampir setiap hari membeli pada pedagang tersebut. Kalau kita telaah lebih jauh lagi dalam duni perdagangan pada umumnya dan para pedagang kaki lima khususnya tentu ada perbedaan atau diferensiasi antara konsumen biasa dengan konsumen tetap atau pelanggan tetap karena hal semacam itu sudah menjadi rahasia umum kalau pembedaan yang sedemikian rupa terjadi dalam aktifitas perdagangan tersebut.
            Pembedaan atau diferensiasi konsumen tersebut terbagi dalam beberapa aspek yaitu dalam segi pelayanan, porsi atau kualitas dan juga harga serta pedagang yang sudah akrab dengan pelanggan tetapnya akan bercerita lebih entah itu latar belakang kehidupannya, perjalanan hidupnya dan lain sebagainya. Dari segi pelayanan misalanya, tentu konsumen biasa dengan konsumen yang sudah menjadi pelanggan tetap akan berbeda yang mungkin perbedaan tersebut kadangkala tidak terasa, contoh ketika A sebagai pembeli biasa tentu akan menerima pelayanan yang berbeda dengan B yang merupakan pelanggan tetap, A akan mendapat pelayanan seperti pada umumnya yang terjadi pada konsumen biasa lainnya akan tetpai berbeda denga B yang merupakan pelanggan tetap yang mana B akan mendapat pelayanan yang lebih dari A meskipun proses tersebut tidak disadari baik dari A, B maupun pedagang tersebut.
            Sedangkan dari aspek porsi makanan bagi para pedagang makanan, tentu konsumen tetap terkadang akan menerima porsi special dari pedagang tersebut, mungkin dengan porsi yang lebih banyak atau dengan ditambah bonus-bonus yang lain. Kualitas barang bagi para pedagang barang, karena pedagang akan memberikan kualitas yang baik bagi para pelanggannya, paling tidak meskipun kualitas tidak begitu bagus pedagang tersebut cenderung memaparkan beberapa kekurangan-kekurangan dari barang tersebut. Misalnya ketika membeli sebuah hand phone second tentu bagi para konsumen biasa tidak akan menadapati atau diberikan spesifikasi khusus tentang kekurangan hand phone tersebut akan tetapi bagi konsumen tetap hal-hal semacam itu akan sangat mudah dia dapatkan.
            Begitu juga dengan harga, masalah harga ini sudah sering kita ketahui dan juga sering terjadi antara pedagang dengan konsumen yaitu konsumen tetap dan konsumen biasa yang mana ada perbedaan antara keduanya, meskipun tidak jauh perbedaannya. Yang lebih uniknya lagi adalah ketika konsumen tetap atau pelanggan yang sudah akrab dengan penjual tersebut keduanya akan saling berbagi yang diantaranya berbagi pengalaman, cerita. Baik latar belakang, perjalanan dan jerih payah yang pernah mereka alami dan hal-hal lainnya.
            Maka dapat kita pahami bahwa pembedaan atau diferensiasi antar konsumen biasa dengan konsumen tetap atau pelanggan oleh pedagang kaki lima bisa dilihat dari beberapa hal diantaranya adalah dari segi pelayanan, porsi dan kualitas serta harga dan bahkan berbagi pengalaman pun terjadi antara konsumen tetap dengan pelanggan meskipun kadang kala pelanggan biasa pun juga mendapat hal serupa tapi sangat jarang.


BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
            Dari semua uraian dan penjelasan dari bab-bab di atas maka dapat disimpulkan bahwa :
            Pertama, proses sosial merupakan cara-cara-cara berhubungan yang dilihat apabila orang perorangan dan kelompok-kelompok sosial saling bertemu dan menentukan system serta bentuk perubahan-perubahan yang menyebabkan goyahnya pola-pola kehidupan yang telah ada. Sedangkan interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyagkut hubungan antara orang-orang perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dengan kelompok manusia.
            Kedua, proses sosial dan interaksi sosial yang terjadi terhadap pedagang kaki lima tidak jauh berbeda dengan masayarakat pada umumnya yaitu menggunakan asas kekeluargaan dan kerjasama yang mana dari proses itulah timbul yang namanya interaksi timbal balik yang saling menguntungkan baik antar kelompok-kelompok pedagang kaki lima itu sendiri maupun antara pedagang dengan konsumen-konsumen tersebut.
            Ketiga, bahwa diferensiasi atau pembedaan antara konsumen biasa dengan konsumen tetap atau pelanggan memang ada dan terjadi didalam aktifitas perdagangan tak terkecuali pedagang kaki lima dan semuanya itu dapat kita lihat dari beberapa hal diantaranya adalah dari segi pelayanan, dari segi porsi dan kualitas dan juga harga-harga tersebut.



DAFTAR PUSTAKA

-Dr. Agus Surono.S.H.,M.H, 2012. Modul Kuliah Sosiologi Hukum, Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Al azhar Indonesia







[1]      Dr. Agus Surono.S.H.,M.H, 2012. Modul Kuliah Sosiologi Hukum, hlm 42
[2]      Dr. Agus Surono.S.H.,M.H, 2012. Modul Kuliah Sosiologi Hukum, hlm 42 

Berita Acara Penangkapan

            BADAN RESERSE KRIMINAL POLRI
DIREKTORAT /KEAMANAN DAN TRANS NASIONAL

PRO JUSTITIA.
                                                    BERITA ACARA PENANGKAPAN

------ Pada hari ini Jum'at Tanggal 22 bulan November tahun 2013 pukul : ….. WIB saya : ---------------------------------------------------------------MUHAMMAD NURIANTO, SH--------------------------------------------
Pangkat AKP, Nrp. 65050808 selaku penyidik pada kantor polisi tersebut diatas bersama-sama dengan :---------
Nama, Pangkat, Nrp. : HADI MULYONO, SH, AKP, 64070761------------------------------------------------------ masing-masing dari kantor yang sama, berdasarkan : --------------------------------------------------------------------
1.      Surat Perintah Tugas No. Pol. : SP Gas /122/III/2013/Dit Tipidum-----------------------------------------------------
2.      Surat Perintah Penangkapan No. Pol. : SP Kap/11/III/2013/Dit Tipidum-----------------------------------------------

Telah melakukan penangkapan terhadap seorang laki-laki atas nama :-------------------------------------------------

------- nama                             : M. TAQWIM------------------------------------------------------------------------
------- jenis kelamin                  : Laki-laki---------------------------------------------------------------------------------
------- Tempat /Tgl. Lahir         : Tuban / 2 Juni 1987---------------------------------------------------------------
------- Agama                          : Islam-------------------------------------------------------------------------------------
------- Pekerjaan                      : Penyidik POLRI------------------------------------------------------------------------
------- Kewarganegaraan          : Indonesia--------------------------------------------------------------------------------
------- Tempat tinggal               : Jl. Mangga No. 7 RT/RW. 01/02, Kel. Jeruk Kec. Sukasari, Jaksel 12277

Yang bersangkutan ditangkap sebagai tersangka dalam perkara tindak pidana pencurian ide dan atau penyuapan yang mengakibatkan program Mata Elang gagal untuk diluncurkan dan hal tersebut diketahui publik, karena program tersebut bersifat sangat rahasia dan atau penyuapan yang dilakukan tersangka pada tanggal 27 Oktober 2011 dikediaman tersangka di Jl. Mangga No. 7 rt/01 rw/02, Kel. Jeruk Kec. Sukasari, Jaksel 12277. Sebagaimana  dimaksud dalam pasal 32 ayat (2) UU NO 11 Tahun 2008 jo   pasal 72 ayat (2) UU NO.19 Tahun 2002.--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Adapun jalannya penangkapan adalah sebagai berikut : Tersangka ditangkap dikediaman tersangka di Jl. Mangga No. 7 rt/01 rw/02, Kel. Jeruk Kec. Sukasari, Jaksel dan dibawa ke kantor Dit Tipidum Bareskrim Polri dengan keadaan sehat jasmani dan rohani selanjutnya dilakukan pemeriksaan.----------------------------------------

------- Demikianlah Berita Acara Penangkapan ini dibuat dengan sebenarnya atas kekuatan sumpah jabatan, kemudian ditutup dan ditandatangani di Jakarta pada hari, tanggal, bulan dan tahun tersebut diatas.----------------


Tersangka,                                                                      Penyidik,


                    ( M. Taqwim )                                               MUHAMMAD NURIANTO, SH
                                                                                               A K P. N r p . 6 5 0 5 0 8 0 8

Senin, 27 Mei 2013

Pancasila dan Tantangan Bangsa Kedepan

PANCASILA DAN TANTANGAN BANGSA KEDEPAN

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Sejarah mengatakan bahwa pancasila disusun dan terbentuk berdasarkan pemikiran serta keilmuan yang dimiliki para bapak-bapak bangsa (founding father), dari berbagai pemikiran banyak kepala yang dituangkan dalam sebuah pedoman dasar dan pokok aturan bangsa serta memiliki tujuan yang sama dengan demikian terlahirlah sebuah ideology bangsa Indonesia yang disebut dengan “pancasila”.
Pancasila merupakan pedoman dasar Bangsa Indonesia yang didalamnya telah tertuang nilai-nilai luhur serta akan terus berkembang relevansinya seiring dengan perkembangan zaman dan juga sifat pancasila yang tidak kontekstual atau bisa dibilang berlakunya tidak berdasarkan waktu. Desain khusus dari para pemikir bangsa menunjukan bahwa pancasila akan terus berlaku sejak zaman dahulu hingga sekarang dan bahkan masa yang akan datang atau masa mendatang eksistensi pancasila akan terus ada karena pancasila merupakan jiwa kepribadian bangsa.
Dengan desain khusus yang ada pada pancasila maka hakikatnya setiap permasalahan yang muncul dan yang sedang atau akan dihadapi oleh bangsa ini semua solusi, penyelesaian dan pemecahan dari permasalahan tersebut terkandung atau ada dalam pancasila.
Permasalahan-permasalahan yang dihadapi pancasila sebagai ideologi bangsa dari awal dideklarasikannya Indonesia sebagai Negara yang merdeka, Negara yang terbebas dari penjajahan atau kolonialisasi yaitu pada tanggal 17 Agustus 1945 yang merupakan tanggal bersejarah dan akan terus dikenang sepanjang masa serta permasalahan-permasalahan yang muncul pada zaman modern sekarang ini dan juga tantangan dimasa yang akan datang akan semakin kompleks.
Permasalahan tersebut yang kemudian menjadi suatu tantangan dimana tantangan tersebut muncul untuk menguji kekokohan pondasi pancasila serta kekuatan yang terkandung dalam pancasila yang menjadi jati diri bangsa.
Dalam era modernisasi sekarang ini pancasila dihadapkan dengan berbagai tantangan baik dari dalam (internal) maupun luar (eksternal). Adapun tantangan dari dalam di antaranya berupa berbagai gerakan separatis yang hendak memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia yang mengakibatkan munculnya disintegrasi serta mentalitas bangsa. Penanganan yang tidak tepat dan tegas dalam menghadapi gerakan-gerakan tersebut akan menjadi ancaman serius bagi tetap eksisnya Pancasila di Indonesia. Bahkan, bisa jadi akan mengakibatkan Indonesia tinggal sebuah nama.
Selain tantangan-tantangan yang muncul dari dalam, tantangan juga muncul dari luar yaitu arus globalisasi yang masuk dan menggerus budaya dan kepribadian masyarakat serta sedikit banyak sudah mulai berpindah haluan dan bahkan merangkak bergeser dari budaya asli masyarakat menjadi budaya asing yang tidak sesuai dengan jati diri pancasila serta kepribadian bangsa.
Jadi untuk menyelesaikan segala permasalahan dan tantangan yang ada, seyogyanya dalam penyelesaian tersebut harus mengacu kepada pedoman dasar yaitu Pancasila, karena Pancasila merupakan ideologi yang menjadi pokok dasar aturan Bangsa yang didesain secara khusus oleh para pemikir Bangsa yang didalamnya tertuang nilai-nilai luhur dan menjadi solusi atau sebuah penyelesaian permasalahan-permasalahan yang dihadapi baik internal maupun eksternal serta relevan dengan kemajuan zaman dan bahkan mampu mengatasi tantangan-tantangan kedepannya nanti, tinggal bagaimana nanti pengimplementasian para petinggi Negara untuk mengkaji kembali serta merelevankan Pancasila terhadap kemajuan zaman yang begitu pesat pergerakannya dan perkembangannya.

B.     Rumusan Masalah
1.      Pengertian pancasila sebagai ideologi Bangsa?
2.      Pancasila dan Tantangan Bangsa dimasa mendatang?

C.     Tujuan Penulisan Makalah
Penulisan makalah ini bertujuan untuk melengkapi tugas semester genap dan mengkaji serta mempelajari pancasila sebagai ideology bangsa serta pancasila dan tantangan Bangsa dimasa mendatang/ kedepannya.


D.    Sistematika Penulisan

BAB I                         Pendahuluan, Rumusan Masalah, Tujuan Penulisan Makalah, Sistematika penulisan.

BAB II                        Pengertian Pancasila sebagai Ideologi Bangsa, Pancasila dan Tantangan Bangsa dimasa mendatang.

BAB III                      Penutup, kesimpulan dan saran




BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian pancasila sebagai Ideologi Bangsa
1.      Pengertian Pancasila
Pancasila telah menjadi istilah resmi sebagai dasar falsafah negara Republik Indonesia, baik ditinjau dari sudut bahasa maupun sudut sejarah. Arti Pancasila berasal dari bahasa sansekerta India (kasta brahmana). Sedangkan menurut Muh Yamin, dalam bahasa sansekerta , memiliki dua macam arti secara leksikal yaitu  panca  yang artinya lima, sila  yang artinya batu sendi, alas, atau dasar. Kata-kata tersebut kemudian dalam bahasa indonesia terutama bahasa jawa diartikan “susila” yang memiliki hubungan dengan moralitas.
Oleh karena itu secara etimologi kata pancasila yang dimaksud adalah istilah pancasila yang memiliki makna leksikal yaitu berbatu sendi lima atau secara harfiah adalah dasar yang memiliki lima unsur. adapun istilah pancasila dengan bermakna lima aturan tingkah laku yang penting.

Berikut ini adalah pengertian-pengertian dan definisi Pancasila:

IR. SOEKARNO
Pancasila adalah isi jiwa bangsa Indonesia yang turun-temurun sekian abad lamanya terpendam bisu oleh kebudayaan Barat. Dengan demikian, Pancasila tidak saja falsafah negara, tetapi lebih luas lagi, yakni falsafah bangsa Indonesia

PANITIA LIMA Pancasila adala lima asas yang merupakan ideologi negara. Kelima sila itu merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Hubungan antara lima asa erat sekali, berangkaian, dan tidak berdiri sendiri.

PROF. DRS. MR NOTONEGORO
Pancasila merupakan dasar falsafah negara Indonesia


PADA LAMBANG NEGARA RI "GARUDA PANCASILA"
Pancasila adalah dasar falsafah dan ideologi negara yang diharapkan menjadi pandangan hidup bangsa Indonesia sebagai dasar pemersatu, lambang persatuan dan kesatuan, serta sebagai pertahanan bangsa dan negara Indonesia

BUNG YAMIN
Pancasila adalah weltanschauung, falsafah negara Republik Indonesia, bukan satu agama baru.[1]

2.      Pengertian Ideologi
Nama ideology berasal dari kata ideas dan logos. Ideas yang berarti ide, konsep, gagasan sedangkan logos artinya ilmu. Jadi secara garis besar ideology merupakan ide, gagasan, konsep yang dijadikan suatu system keyakinan yang digunakan masyarakat atau Negara untuk mengatur dan mengendalikan serta menjadi pedoman yang fundamental.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ideologi adalah kumpulan gagasan-gagasan, ide-ide, keyakinan-keyakinan yang menyeluruh dan sistematis yang menyangkut berbagai bidang kehidupan manusia yang menjadi pedoman dasar dalam berbangsa dan bernegara.
Pada umumnya ideology terbagi menjadi dua bagian, yaitu ideology terbuka dan ideology tertutup.
a.       Ideology terbuka
Ideologi terbuka tidak bersifat mutlak seperti halnya ideologi tertutup, akan tetapi ideology terbuka merupakan falsafah dan cerminan dari jati diri dan perilaku masyarakat yang digali dari budaya, moral dan kebiasaan dalam masyarakat bukan secara mutlak dibentuk oleh Negara yang nantinya dapat diterima oleh seluruh masyarakat.

b.      Ideologi Tertutup
Ideologi Tertutup adalah ajaran atau pandangan dunia atau filsafat yang menentukan tujuan – tujuan dan norma – norma politik dan sosial yang ditetapkan sebagai kebenaran yang tidak boleh dipersoalkan lagi , melainkan harus diterima sebagai sesuatu yang sudah jadi harus dipatuhi atau bersifat mutlak.

3.      Pancasila sebagai Ideologi Bangsa
Sebagai ideologi, pancasila menjadi pedoman dan acuan kita dalam menjalankan aktivitas di segala bidang. Ideologi secara umum diartikan sebagai sistem dasar tentang nilai-nilai dan tujuan serta sarana-saran pokok untuk mencapainya. Jika diterpkan oleh negara ideologi dapat diartikan sebagai kesatuan gagasan-gagasan dasar yang disusun secara sistematis dan dianggap menyeluruh tentang manusia dan kehidupannya, baik sebagai individu, makhluk sosial maupun kehidupan dalam bernegara.
Pancasila sebagaimana kita yakini merupakan jiwa, kepribadian dan pandangan hidup bangsa Indonesia. Disamping itu juga telah dibuktikan dengan kenyataan sejarah bahawa Pancasila merupakan sumber kekuatan bagi perjuangan karena menjadikan bangsa Indonesia bersatu.
Adapun Pancasila dijadikan suatu ideologi dikerenakan, Pancasila memiliki nilai-nilai falsafah mendasar dan rasional. Pancasila telah teruji kokoh dan kuat sebagai dasar dalam mengatur kehidupan bernegara.
Selain itu, Pancasila juga merupakan wujud dari konsensus nasional karena negara bangsa Indonesia ini adalah sebuah desain negara modern yang disepakati oleh para pendiri negara Republik Indonesia kemudian nilai kandungan Pancasila dilestarikan dari generasi ke generasi.

4.      Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka
Pancasila sebagai ideologi terbuka merupakan ideologi yang mampu menyesuaikan diri dengan perkembagan jaman tanpa pengubahan nilai dasarnya. Ini bukan berarti bahwa nilai dasar Pancasila dapat diubah dengan nilai dasar yang lain yang sama artinya dengan meniadakan Pancasila atau meniadakan identitas/jati diri bangsa Indonesia. Pancasila sebagai ideologi terbuka mengandung makna bahwa nilai-nilai dasar Pancasila itu dapat dikembangkan sesuai dengan dinamika kehidupan bangsa Indonesia dan tuntutan perkembangan zaman dengan memperhatikan tingkat kebutuhan dan perkembangan masyarakat Indonesia sendiri.
Selain itu nilai-nilai luhur yang terkandung dalam butir-butir pancasila merupakan cerminan dari moral, budaya serta kebiasaan yang terdapat dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Serta ideology pancasila yang menjadi pandangan hidup yang bersumber dan berakar pada kesadaran masyarakat.
Dari pemikiran serta keilmuan yang dimiliki para pencetus atau yang menyusun pancasila dapat diketahui bahwa pancasila merupakan ideology yang telah tersusun secara sistematis dan sempurna dimana mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan dan kemasyarakatan serta menghargai pluralisme yang ada dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

B.     Pancasila dan Tantangan Bangsa Kedepan
Pada Era globalisasi dan modernisasi seperti sekarang ini tentu tantangan-tantangan yang akan dihadapi Bangsa Indonesia akan semakin kompleks dan beragam, mulai dari tantangan yang muncul dari dalam yaitu semakin rentannya terjadi disintegrasi dari Negara Kesatuan Republik Indonesia serta tantangan-tantangan dari luar yaitu arus modern dan westerisasi yang menggerus budaya serta menjadikan lunturnya nilai-nilai luhur bangsa serta jati diri nasional.
Seperti halanya tantangan yang dihadapi bangsa di era ini adalah bagaiman mempertahankan kesatuan dan keutuhan wilayah teritori Negara, yang mana mulai maraknya gerakan-gerakan separatis yang ingin memisahkan diri dari kesatuan Indonesia yang nantinya menimbulkan disintegrasi bangsa. Sealain itu kesadaran akan pentingnya pengamalan jiwa nasionalisme dari berbagai elemen bangsa sudah mengalami penurunan greget dan kurang bergairah. Serta ditambah lagi kurangnya komitmen dan implementasi untuk mengamalkan nilai pancasila yang menjadi pedoman dasar dalam berbangsa dan bernegara.
Pancasila sebagai ideologi bangsa yang merupakan jiwa kepribadian serta dasar pokok aturan yang sedemikian lengkapnya juga mengalami penurunan moral nasional secara drastis di Era globalisasi sekarang ini pasalnya dimasa perkembangan dan kemajuan teknologi yang sangat pesat secara langsung maupun tidak langsung  moral dan budaya bangsa yang yang menjadi cerminan dari kepribadian bangsa ikut mengalami pergeseran-pergeseran yang mana perubahan tersebut tidak sesuai lagi dengan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila.
Demikian halnya tantangan yang muncul dari dalam juga terdapat tantangan yang datangnya dari luar, seperti Era globalisai sekarang ini yang membawa budaya barat atau yang disebut westernisasi berduyun-duyun masuk menggerogoti budaya asli masyarakat Indonesia yang mana memunculkan perilaku-perilaku yang tidak cinta lagi terhadap budaya sendiri yaitu budaya asli yang secara turun-temurun telah diwariskan oleh para leluhur.
Maka dari itu untuk mengatasi tantangan-tantangan dari luar maupun dari dalam perlu diadakannya pengkajian kembali nilai-nilai yang ada dalam pancasila serta setidaknya ada dua hal fundamental yang harus dilakukan, Pertama, penanaman kembali kesadaran bangsa tentang eksistensi Pancasila sebagai ideologi bangsa. Penanaman kesadaran tentang keberadaan Pancasila sebagai ideologi bangsa mengandung pemahaman tentang adanya suatu proses pembangunan kembali kesadaran akan Pancasila sebagai identitas nasional. Upaya ini memiliki makna strategis manakala realitas menunjukkan bahwa dalam batas-batas tertentu telah terjadi proses pemudaran kesadaran tentang keberadaan Pancasila sebagai ideologi bangsa. Salah satu langkah terbaik untuk mendekatkan kembali atau membumikan kembali Pancasila ke tengah rakyat Indonesia tidak lain adalah melalui pembangunan kesadaran sejarah. Kedua, perlu adanya kekonsistenan dari seluruh elemen bangsa, khususnya para pemimpin negeri ini untuk menjadikan Pancasila sebagai pedoman dalam berpikir dan bertindak. Jangan sampai Pancasila ini hanya sekadar wacana di atas mulut saja yang disampaikan secara berbusa-busa hingga menjadi basi sementara di lapangan penuh dengan perilaku hipokrit. Dengan demikian, penghayatan dan pengamalan sila-sila Pancasila dalam kehidupan sehari-hari sudah merupakan suatu kesadarn moral bagi tetap tegaknya Pancasila sebagai ideologi bangsa[2]








BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Dari pembahsan diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa pancasila berasal dari bahsa sansekerta, yaitu panca yang berarti lima dan sila yang berarti sendi atau bisa diartikan dengan susila maka pancasila merupakan dasar aturan yang memiliki lima unusur atau secara garis besar bisa diartikan sebagai pedoman dasar Negara Republik Indonesia untuk berbangsa dan bernegara.
Disamping itu pancasila disebut sebagai ideologi yang mana ideologi adalah sebuah ide, konsep dan juga gagasan. Sebagai ideologi, pancasila menjadi pedoman dan acuan kita dalam menjalankan aktivitas di segala bidang. Ideologi secara umum diartikan sebagai sistem dasar tentang nilai-nilai dan tujuan serta sarana-saran pokok untuk mencapainya. Jika diterpkan oleh negara ideologi dapat diartikan sebagai kesatuan gagasan-gagasan dasar yang disusun secara sistematis dan dianggap menyeluruh tentang manusia dan kehidupannya, baik sebagai individu, makhluk sosial maupun kehidupan dalam bernegara.
Pancasila sebagai ideologi terbuka merupakan ideologi yang mampu menyesuaikan diri dengan perkembagan jaman tanpa pengubahan nilai dasarnya. Ini bukan berarti bahwa nilai dasar Pancasila dapat diubah dengan nilai dasar yang lain yang sama artinya dengan meniadakan Pancasila atau meniadakan identitas/jati diri bangsa Indonesia. Pancasila sebagai ideologi terbuka mengandung makna bahwa nilai-nilai dasar Pancasila itu dapat dikembangkan sesuai dengan dinamika kehidupan bangsa Indonesia dan tuntutan perkembangan zaman dengan memperhatikan tingkat kebutuhan dan perkembangan masyarakat Indonesia sendiri.
Mengenai tantangan-tantangan pancasila dan bangsa kedepannya nanti dimana tantangan tersebut muncul dari dalam maupun dari luar. Dimana tantangan dari dalam seperti halnya permasalahan mengenai keutuhan dan kesatuan NKRI yang mana adanya berbagai gerakan separatis yang ingin memisahkan diri dari Indonesia dan memicu disintegrasi bangsa. Sedangkan tantangan dari luar yaitu Era globalisasi, modernisasi dan westernisasi yang berkembang secara pesat tanpa adanya penyaringan yang mana menggeser budaya asli masyarakat Indonesia dengan budaya asing tanpa disadari tidak sesuai dengan nilai leluhur bangsa yang mengakibatkan lunturnya nilai-nilai, moral, budaya serta kepribadian bangsa yang telah menjadi jati diri sejak dahulu kala.


B.     Saran
Kiranya dengan uraian diatas perlu diketahui bahwa perlu diadakannya. penanaman kembali kesadaran bangsa tentang eksistensi Pancasila sebagai ideologi bangsa. Serta komitmen dan kekonsistenan dari berbagai elemen bangsa, khususnya para pemimpin negeri ini untuk menjadikan Pancasila sebagai pedoman dalam berpikir dan bertindak.



DAFTAR PUSTAKA


-          Jumanta Hamdayana, M.Si., Heri Herdiawanto, S.Pd., M.Si., Dr. Fokky Fuad, 2012. PANCASILA Suatu Analisis Yuridis, Historis, dan Filosofis, Jakarta : Hartomo Media Pustaka

-          Prof. Dr. Kaelan, M.S., 2010. PENDIDIKAN PANCASILA, Yogyakarta : Paradigma